Time is Money, Waktu Adalah Uang!. Tak sempat waktu untuk memikirkan selain mencari uang. Bisikan untuk mencari, menambah dan menjaga harta meliputi hari-hari yang telah dan akan dilalui. Dengan dalih masih muda, masih produktif dan selagi bisa!.sehingga dia lupa akan sang penentu, yakni Allah swt.
قَالَ إِنَّمَا أُوتِيتُهُ عَلَى عِلْمٍ عِندِي أَوَلَمْ يَعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ قَدْ أَهْلَكَ مِن قَبْلِهِ مِنَ القُرُونِ مَنْ هُوَ أَشَدُّ مِنْهُ قُوَّةً وَأَكْثَرُ جَمْعاً وَلَا يُسْأَلُ عَن ذُنُوبِهِمُ الْمُجْرِمُونَ |
Sahabat, manusia umumnya gemar menumpuk atau menimbun harta. Namun mungkin tak pernah disadari bahwa harta mereka yang hakiki. Harta hakiki adalah yang disuguhkan pada kebaikan, yang habis ditunaikan dijalan Allah swt.
Banyak orang berlomba-lomba mencari harta dan menabungnya untuk simpanan di hari tuanya.Menyimpan harta tentunya tidak dilarang selagi ia mencarinya dari jalan yang halal dan menunaikan apa yang menjadi kewajibannya atas harta tersebut, seperti zakat infaq dan nafkah yang wajib.
Namun ada tabungan yang jauh lebih baik dari itu, yaitu amal ketaatan dengan berbagai bentuknya yang ia suguhkan untuk hari akhir nanti. Sebuah hari, dimana waktu itu tidak lagi bermanfaat adanya harta, anak, dan kedudukan. Yang bermanfaat hanyalah record amalan dengan parameter dasar dan keikhlasan.
Harta memang membuat silau para pecintanya dan membius mereka sehingga seolah harta segala-galanya. Tak heran jika banyak orang menempuh cara yang tidak dibenarkan oleh syariat dan fitrah kesucian seperti korupsi, suap, menipu dan bahkan mencuri. Padahal betapa banyak orang bekerja namun ia tidak bisa mengenyam hasilnya. Tidak sedikit pula orang menumpuk harta namun belum sempat ia merasakannya, kematian telah menjemputnya sehingga hartanya berpindah kepada orang lain. Orang seperti ini jika tidak memiliki amal kebaikan maka ia rugi di dunia dan di akhirat. Sungguh betapa sengsaranya. Maksud hati ingin hidup 1000tahun apadaya takdir menjemput dimasa kesuksesannya.
الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِندَ رَبِّكَ ثَوَاباً وَخَيْرٌ أَمَلاً | |
مَا عِندَكُمْ يَنفَدُ وَمَا عِندَ اللّهِ بَاقٍ وَلَنَجْزِيَنَّ الَّذِينَ صَبَرُواْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ |
Kasih sayang Allah Swt terhadap hamba-Nya begitu luas. Kalau saja orang kafir dan ahli maksiat di dunia ini masih selalu diberi rizki oleh Allah Swt, padahal mereka berada di atas kesesatannya, MAKA tentunya orang yang beriman dan beramal shalih akan mendapatkan berbagai limpahan nikmat dan karunia-Nya di dunia ini, serta terus bersambung hingga di hari kiamat nanti.
Tentunya yang menjadi kunci adalah Ihtiar dan Doa. Sehingga Allah tidak segan mengalirkan rizki yang Halal, cukup dan berkah untuk hamba beriman. Sedangkan untuk orang kafir dan ahli maksiyat hanya akan menambah kesesatannya.
مَنْ عَمِلَ صَالِحاً مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ
Orang yang menggabungkan antara iman dan amal shalih akan Allah Swt beri kehidupan yang baik di dunia ini, berupa tentramnya jiwa dan rizki yang halal lagi baik. Adapun di akhirat kelak, dia akan memperoleh berbagai kelezatan yang mata belum pernah melihatnya, telinga belum pernah mendengarnya, dan belum pernah terbetik dalam hati manusia. Itulah bentuk luasnya cinta Allah Swt di akherat dengan dilipatgandakannya pahala amalan. Dan hanya berlaku untuk hamba beriman.
مَن جَاء بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا وَمَن جَاء بِالسَّيِّئَةِ فَلاَ يُجْزَى إِلاَّ مِثْلَهَا وَهُمْ لاَ يُظْلَمُونَ
‘Aisyah RA pernah menuturkan bahwa dahulu sahabat menyembelih kambing, maka Nabi Saw bertanya: “Apa yang masih tersisa dari kambing itu?” ‘Aisyah berkata: “Tidak tersisa darinya kecuali tulang bahunya.” Nabi Saw bersabda: “Semuanya tersisa, kecuali tulang bahunya.” (HR. At-Tirmidzi).
Wahai sahabat, gunakanlah waktu yang sempit dan umur yang misterius didunia ini. Lekas konversikan harta dalam bentuk amalan kebaikan. Utamakanlah mengisi tabungan untuk Akherat dibandingkan dunia, agar kita beruntung di kehidupan yang abadi kelak.sumber"MTA majelis tafsir al quran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar